Pengertian Etika dan Egois menurut Para Ahli, serta Basis Teori Etika
Pengertian Etika menurut Para Ahli
No.
|
Nama
|
Tahun
|
Keterangan
|
1.
|
Hamzah Yacub
|
Etika Profesi Hukum (2006)
|
Etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk dan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal dan pikiran.
|
2.
|
Dr. James J. Spillane SJ
|
Etika Profesi Hukum (2006)
|
Etika memperhatikan atau
mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral.
Etika mengarah atau menghubungkan penggunaan akal budi individual dengan
objektivitas untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku
seseorang terhadap orang lain.
|
3.
|
Asmaran
|
Etika Profesi Hukum (2006)
|
Pengertian
Etika adalah studi mengenai tingkah laku
manusia, tidak hanya menentukan kebenaran-kebenarannya sebagaimana adanya,
tetapi juga menyelidiki manfaat atau kebaikan dari seluruh tingkah laku
manusia.
|
4.
|
WJS. Poerwadarminta
|
Etika Profesi Hukum (2006)
|
Etika adalah ilmu pengetahuan
mengenai asas-asas akhlak (moral).
|
5.
|
Soergarda Poerbakawatja
|
Etika Profesi Hukum (2006)
|
Etika ialah filsafat mengenai nilai, kesusilaan,
tentang baik dan buruk, kecuali etika mempelajari nilai-nilai, ia juga
merupakan pengetahuan mengenai nilai-nilai itu sendiri.
|
6.
|
Maryani & Ludigdo
|
Tidak ada
|
etika adalah seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia,baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat
atau prifesi
|
7.
|
Aristoteles
|
Etika Nikomacheia
|
Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu,
Terminius Technicus yang artinya etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang
mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. dan yang kedua yaitu,
Manner dan Custom yang artinya membahas etika yang berkaitan dengan tata cara
dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human
nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku
atau perbuatan manusia.
|
8.
|
Drs. O.P.
SIMORANGKIR
|
Tidak ada
|
Etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
|
9.
|
K. Bertens
|
Etika, 1994
|
1. Etika adalah niat, apakah
perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat baik atau
buruk sebagai akibatnya. .
2. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. 3. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi. 4. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir. |
10.
|
Martin
|
1993
|
Etika didefinisikan sebagai “the
discipline which can act as the performance index or reference for our
control system”.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri. |
Pengertian Egois menurut para Ahli
No.
|
Nama
|
Tahun
|
Keterangan
|
1.
|
Kamus bahasa Indonesia online
|
Tidak Ada
|
Egois berarti tingkah laku
yang didasarkan atas dorongan untuk keuntungan diri sendiri dari pada untuk
kesejahteraan orang lain atau segala perbuatan dan tindakan selalu disebabkan
oleh keinginan untuk menguntungkan diri sendiri
|
2.
|
Farid Poniman, Indrawan
Nugroho dan Jamil Azzaini
|
2007
|
Egois adalah orang yang hanya
memikirkan diri sendiri. Dia tidak peduli pada nasib orang lain. Kecerdasan
emosionalnya rendah. Dia tidak disenangi banyak orang. Bila berbicara ia tak
peduli dengan perasaan orang lain. Bila ada pembagian sesuatu ia mementingkan
dirinya sendiri. Ia tak pernah berpikir bahwa perbuatannya menyebabkan banyak
orang yang dirugikan.
|
3.
|
Sigmund Freud, Ahli ilmu
psikologi
|
Tidak Ada
|
Ada beberapa hal yang harus
dimengerti, dalam ilmu psikologi seseorang memiliki 3 struktur jiwa. yaitu
sebagai id, ego dan superego.
1. Id
merupakan komponen kepribadian manusia yang sudah ada sejak lahir. Menurut
Freud, id merupakan komponen utama kepribadian yang mendapatkan dorongan dari
prinsip kesenangan, untuk memperoleh kepuasan segera dari semua keinginan,
dan kebutuhan. Apabila kebutuhan ini tidak terpuaskan, maka manusia tersebut
akan menjadi cemas dan tegang. Ex : rasa lapar atau haus yang harus segera
terpuaskan dengan makan atau minum.
2. Ego
merupakan komponen kepribadian yang memiliki tanggungjawab dalam menangani
perilaku naluriah dengan realitas. Ego ini muncul menangani dorongan id
dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan masyarakat, dimana ego akan
bekerja karena adanya prinsip realitas. Dengan adanya ego, id akan dipuaskan
dengan adanya proses dengan waktu dan tempat yang tepat
3. Superego
menjadi aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral
dan cita-cita yang selama ini kita dapat dari masyarakat dan keluarga. Dari
superego kita dapat mendapat pedoman dalam membuat penilaian, dimana ada dua
sistem dari superego yaitu ideal ego dan hati nurani.
|
4.
|
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)
|
Tidak Ada
|
Egoisme adalah tingkah laku
yang didasarkan atas dorongan untuk keuntungan diri sendiri daripada untuk
kesejahteraan orang lain.
|
5.
|
Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
|
Tidak Ada
|
Egoisme merupakan motivasi
untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri
sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak
peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang
dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah "egois". Lawan
dari egoisme adalah altruisme.
|
6.
|
Serapan asing dan bahasa
Indonesia
|
Tidak Ada
|
Kata egois berarti orang yang
mementingkan diri sendiri, tidak peduli akan orang lain atau masyarakat
|
7.
|
Max Stirner
|
Tidak Ada
|
Max Stirner memandang Egoisme
sebagai tujuan hidup.
|
8.
|
Friedrich Wilhelm Nietche
|
Tidak Ada
|
Teori eogisme atau egotisme
diungkapkan oleh Friedrich Wilhelm Nietche yang merupakan pengkritik keras
utilitarianisme dan juga kuat menentang teori Kemoralan Sosial. Teori egoisme
berprinsip bahwa setiap orang harus bersifat keakuan, yaitu melakukan sesuatu
yang bertujuan memberikan manfaat kepada diri sendiri. Selain itu, setiap
perbuatan yang memberikan keuntungan merupakan perbuatan yang baik dan satu
perbuatan yang buruk jika merugikan diri sendiri.
|
9.
|
Jenny Teichman
|
1998
|
Egoisme dapat dirumuskan baik
dalam arti praktis maupun dalam arti teoritis. Egoisme praktis merupakan
perilaku yang diwarnai cinta diri yang sistematik. Egoisme teoritis merupakan
teori yang mendasarkan moralitas pada kepentingan diri.
|
10.
|
Menurut Bahasa
|
Tidak Ada
|
Egois berasal dari kata “ego”
yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang negative. Ego dapat memiliki makna
sebagai “aku”; sebuah pribadi, diri sendiri, sebuah konsep individu tentang
dirinya sendiri. Tidak ada yang negative dari kata ini. ego justru merupakan
suatu langkah kebaikan dimana seorang individu sadar akan dirinya sendiri.
Namun, ketika kata “ego” diberi akhiran –is dan menjadi “egois”, artinya
menjadi individu yang mementingkan diri sendiri
|
Basis Teori Etika
1.Etika Teleologi
dari kata
Yunani, telos =
tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua
aliran etika teleologi :
·
Egoisme
Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari
setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan
dirinya sendiri.Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme
ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadihedonistis, yaitu
ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai
kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
·
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu
perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut
bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam
rangka pemikiran utilitarianisme,
kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang
terbesar.
2. Deontologi
Istilah
deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang
berarti kewajiban.‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak
sebagai buruk’, deontologi menjawab:‘karena perbuatan pertama menjadi
kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’. Yang
menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi
sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori
etika yang terpenting.
3.Teori
Hak
Dalam
pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik
buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan
suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak
didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena
itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
4. Teori
Keutamaan (Virtue)
memandang sikap
atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu
adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa
didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang
telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk
bertingkah laku baik secara moral.
Contoh keutamaan:
a.
Kebijaksanaan
b.
Keadilan
c.
Suka bekerja keras
d.
Hidup yang baik
Sumber :
Suhrawardi K.
Lubis, 2006. Etika Profesi
Hukum. Penerbit Sinar Grafika : Jakarta.
http://wiwiedyah.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-etika-prinsip-prinsip-etika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar